Lanjut ya.. (cerita sebelumnya)
Sekitar pukul 14.00 saya pindah ke ruang bersalin. Didampingi mbak Mita, mbak Siti dan tentu saja suami dan juga anaknya bidan Rina. Hahaha.. awalnya saya agak kaget, loh ini anak kecil2 mainnya di ruang persalinan. Tapi saya yg awalnya agak tegang malah jadi lebih santai. Adik Hafizhah malah iseng nanya "tante mau lairan ya.." Sambil senyum2 aneh dan dengan posisi ngangkang saya jawab "iya..". Saya baru sadar ternyata rasa mules hebat tadi malah sudah hilang, yang ada cuma mules2 biasa. Kemudian Mbak Siti memberikan sedikit instruksi cara mengejan dan mengatur nafas, serta menjelaskan kepada suami apa yg harus dilakukan ketika saya mengejan. Saya diminta untuk memberitahu jika mules datang, karena itu saatnya mengejan.
Setelah mules datang saya berusaha mengejan dengan posisi setengah tidur dan duduk dengan tubuh belakang disupport suami. Sampe sekitar 3x percobaan masih belum berhasil, dan saya juga merasa cara mengejan saya masih salah. Tak berapa lama bidan Rina masuk ruangan dan mengusir anak2nya keluar ruangan hehe. Beliau duduk santai sambil memberi instruksi dan pilihan posisi jika memang kurang nyaman dalam posisi terlentang. Lalu saya mencoba posisi jongkok. Beberapa kali mengejan tetap tidak berhasil dan saya keburu capek karena paha menopang tubuh yg berat ini wakakak. Akhirnya kembali ke posisi terlentang. Kemudian bidan Rina menanyakan apakah kami melakukan pijat perineum? (Baca : PR yg tidak dikerjakan dari kelas prenatal >_<) Dan saya jawab tidak. Bidan Rina "wooo pancen wong2 iki nek diwehi PR ga dikerjakno" jiakakaka maaf Bu. Kemudian beliau minta ijin untuk episiotomi "saya gunting gpp ya?" Spontan saya jawab "iya". Bidan Rina mungkin kaget krn ini ibu2 amatiran kok nantang banget wakakaka. Sebelum digunting, kontraksi datang dan saat saya mengejan mbak Siti berteriak kaget, rupanya udah sobek duluan sebelum digunting :D. Ya udah, kontraksi selanjutnya bidan Rina sepertinya tinggal menggunting sedikit jalur yg sudah sobek. Dan kontraksi entah keberapa kalinya bidan Rina berteriak semangat "ayok lahir lahirrrr" dan semua terjadi begitu cepat, tanpa terasa apa2 terdengarlah suara tangis bayi.
Alhamdulillah Allahu Akbarr.. anakku lahirrr..
Setelah dilap dan dibalut selimut kemudian bayi mungil diletakkan di dada saya skin to skin untuk IMD tanpa dipotong dulu ari2nya. Saya melirik jam ternyata sudah jam 14.55 dan sayup2 masih terdengar adzan Ashar. Rasanya masih gemeter senanggg, haruuuu, ngga percaya. Ini siapa ada di dekapan dadaku. Si bayi yang tadi menangis dan biasanya menendang2 dari dalam perut , sekarang sdg sibuk manjat2 di dada saya untuk mencari susunya. Yg mana sampai waktu IMD habis tidak berhasil juga haha. Bayi Sulaiman malah lebih senang menyundul2 dagu emaknya drpd nyari susu wkwkwk. Sambil IMD para bidan sholihah bekerja memperbaiki kerusakan di bawah sana hahaha. Rasanya gimana dijahit? Tidak terasa apa2, bahkan waktu paha saya disuntik mungkin obat bius saya tidak merasa apa2. Perhatian saya cuma tertuju pada bayi mungil di dada saya ini.
Waktu IMD habis, bayi Sulaiman kemudian ditahnik oleh suami dan dipotong ari2nya. Kemudian dibawa ke ruangan lain untuk dibersihkan dan digantikan baju oleh mbak Siti. Rupanya waktu sedang IMD anak bayi ini langsung pup di tangan saya hahaha. Semua badan saya juga dibersihkan oleh mbak Mita atau lebih tepatnya dimandikan secara pasrah. "wes mbak aku pasrah" kata saya. Bahkan saya juga disuruh pipis di kasur. Aduh malunya kalo inget2 lagi. Semoga jasamu dibalas dengan pahala yg melimpah ya mbak2 bidan. Kemudian mbak Mita sempat bertanya "mbak Ely tadi itu sudah kepengen ngejan ta?" Saya jawab "iya banget mbaakkk. Kok lamaaa pikirku ga diperiksa dalam, mana aku wes nahan2. " trus mbak Mita bilang "owalah, lha wajahe sampean ndak kayak orang kepengen ngejan mbak. Tak kira ya belum hehehe.. " haaaaa... mbak bidan iki, gemessss.. >_<
Dan setelah semua bersih, saya bertemu lagi dengan Sulaiman di kamar perawatan. Baru terasa badan rontok semua, capek, laper. Tapi saya ngga mau lepas memandangi bayi yg lahir dengan bulu banyak tapi alis dan rambut tipis, serta bulu mata tidak terlihat. Tapi hidungnya mancung (penting).
Alhamdulillah...terima kasih Allah telah memberikan kesempatan yg sdh kami tunggu2 sejak lama ini. Hai, "Muhammad Sulaiman Subandono" perkenalkanlah, kami bapak ibumu ^_^.
Begitulah cerita melahirkan saya. Kalo ada yg bertanya, apakah kapok melahirkan? Saya jawab insyaAllah tidak. Sakit memang, tapi ngangenin hehe. Bayangan2 saya tentang proses melahirkan semua terbayar lunas. Tak henti2nya, maturnuwun ya Allah. Dan saya berterima kasih kepada tim Rumah Bidan Rina. Recommended sangat. MasyaAllah ramah, sabar, nyaman seperti rumah sendiri, akrab seperti saudara. Apalagi yaa.. pokoknya recommended lah buat yg ingin melahirkan secara nyaman bisa banget di klinik Rumah Bidan Rina.
Sekitar pukul 14.00 saya pindah ke ruang bersalin. Didampingi mbak Mita, mbak Siti dan tentu saja suami dan juga anaknya bidan Rina. Hahaha.. awalnya saya agak kaget, loh ini anak kecil2 mainnya di ruang persalinan. Tapi saya yg awalnya agak tegang malah jadi lebih santai. Adik Hafizhah malah iseng nanya "tante mau lairan ya.." Sambil senyum2 aneh dan dengan posisi ngangkang saya jawab "iya..". Saya baru sadar ternyata rasa mules hebat tadi malah sudah hilang, yang ada cuma mules2 biasa. Kemudian Mbak Siti memberikan sedikit instruksi cara mengejan dan mengatur nafas, serta menjelaskan kepada suami apa yg harus dilakukan ketika saya mengejan. Saya diminta untuk memberitahu jika mules datang, karena itu saatnya mengejan.
Setelah mules datang saya berusaha mengejan dengan posisi setengah tidur dan duduk dengan tubuh belakang disupport suami. Sampe sekitar 3x percobaan masih belum berhasil, dan saya juga merasa cara mengejan saya masih salah. Tak berapa lama bidan Rina masuk ruangan dan mengusir anak2nya keluar ruangan hehe. Beliau duduk santai sambil memberi instruksi dan pilihan posisi jika memang kurang nyaman dalam posisi terlentang. Lalu saya mencoba posisi jongkok. Beberapa kali mengejan tetap tidak berhasil dan saya keburu capek karena paha menopang tubuh yg berat ini wakakak. Akhirnya kembali ke posisi terlentang. Kemudian bidan Rina menanyakan apakah kami melakukan pijat perineum? (Baca : PR yg tidak dikerjakan dari kelas prenatal >_<) Dan saya jawab tidak. Bidan Rina "wooo pancen wong2 iki nek diwehi PR ga dikerjakno" jiakakaka maaf Bu. Kemudian beliau minta ijin untuk episiotomi "saya gunting gpp ya?" Spontan saya jawab "iya". Bidan Rina mungkin kaget krn ini ibu2 amatiran kok nantang banget wakakaka. Sebelum digunting, kontraksi datang dan saat saya mengejan mbak Siti berteriak kaget, rupanya udah sobek duluan sebelum digunting :D. Ya udah, kontraksi selanjutnya bidan Rina sepertinya tinggal menggunting sedikit jalur yg sudah sobek. Dan kontraksi entah keberapa kalinya bidan Rina berteriak semangat "ayok lahir lahirrrr" dan semua terjadi begitu cepat, tanpa terasa apa2 terdengarlah suara tangis bayi.
Alhamdulillah Allahu Akbarr.. anakku lahirrr..
Setelah dilap dan dibalut selimut kemudian bayi mungil diletakkan di dada saya skin to skin untuk IMD tanpa dipotong dulu ari2nya. Saya melirik jam ternyata sudah jam 14.55 dan sayup2 masih terdengar adzan Ashar. Rasanya masih gemeter senanggg, haruuuu, ngga percaya. Ini siapa ada di dekapan dadaku. Si bayi yang tadi menangis dan biasanya menendang2 dari dalam perut , sekarang sdg sibuk manjat2 di dada saya untuk mencari susunya. Yg mana sampai waktu IMD habis tidak berhasil juga haha. Bayi Sulaiman malah lebih senang menyundul2 dagu emaknya drpd nyari susu wkwkwk. Sambil IMD para bidan sholihah bekerja memperbaiki kerusakan di bawah sana hahaha. Rasanya gimana dijahit? Tidak terasa apa2, bahkan waktu paha saya disuntik mungkin obat bius saya tidak merasa apa2. Perhatian saya cuma tertuju pada bayi mungil di dada saya ini.
Waktu IMD habis, bayi Sulaiman kemudian ditahnik oleh suami dan dipotong ari2nya. Kemudian dibawa ke ruangan lain untuk dibersihkan dan digantikan baju oleh mbak Siti. Rupanya waktu sedang IMD anak bayi ini langsung pup di tangan saya hahaha. Semua badan saya juga dibersihkan oleh mbak Mita atau lebih tepatnya dimandikan secara pasrah. "wes mbak aku pasrah" kata saya. Bahkan saya juga disuruh pipis di kasur. Aduh malunya kalo inget2 lagi. Semoga jasamu dibalas dengan pahala yg melimpah ya mbak2 bidan. Kemudian mbak Mita sempat bertanya "mbak Ely tadi itu sudah kepengen ngejan ta?" Saya jawab "iya banget mbaakkk. Kok lamaaa pikirku ga diperiksa dalam, mana aku wes nahan2. " trus mbak Mita bilang "owalah, lha wajahe sampean ndak kayak orang kepengen ngejan mbak. Tak kira ya belum hehehe.. " haaaaa... mbak bidan iki, gemessss.. >_<
Dan setelah semua bersih, saya bertemu lagi dengan Sulaiman di kamar perawatan. Baru terasa badan rontok semua, capek, laper. Tapi saya ngga mau lepas memandangi bayi yg lahir dengan bulu banyak tapi alis dan rambut tipis, serta bulu mata tidak terlihat. Tapi hidungnya mancung (penting).
Alhamdulillah...terima kasih Allah telah memberikan kesempatan yg sdh kami tunggu2 sejak lama ini. Hai, "Muhammad Sulaiman Subandono" perkenalkanlah, kami bapak ibumu ^_^.
Begitulah cerita melahirkan saya. Kalo ada yg bertanya, apakah kapok melahirkan? Saya jawab insyaAllah tidak. Sakit memang, tapi ngangenin hehe. Bayangan2 saya tentang proses melahirkan semua terbayar lunas. Tak henti2nya, maturnuwun ya Allah. Dan saya berterima kasih kepada tim Rumah Bidan Rina. Recommended sangat. MasyaAllah ramah, sabar, nyaman seperti rumah sendiri, akrab seperti saudara. Apalagi yaa.. pokoknya recommended lah buat yg ingin melahirkan secara nyaman bisa banget di klinik Rumah Bidan Rina.
Comments